Kamis, 23 Januari 2014

Mimpi Untuk Mereka

,
Kelelawar. Hewan yang beraktivitas di malam hari dan istirahat di pagi hari. Aku bukanlah seorang yang mempunyai semua sifat kebinatangan tapi satu hal yang membuat sedikit mirip dengan kelelawar. Tidur pagi, produktif di malam hari. Sirkulasi hidup yang sebenarnya tidak baik menurut kamus kedokteran.

Tapi itu kebiasaan yang semoga ada saatnya polanya ini berubah. Amin.

Di balik semua hal negative dari kebiasaan itu, ada banyak hal yang dapat ku ketahui dari kehidupan dan aktivitas kebanyakan orang di malam hari.
 Aku banyak mengetahui tentang segelintir orang yang banyak menghabiskan hidupnya untuk bersenang-senang, menghabiskan waktunya berkumpul dengan teman-teman, menghabiskan waktunya untuk berselancar di dunia maya, menghabiskan waktunya mengerjakan tugas sampai larut malam dsb

Di samping itu semua yang paling mengiris hati adalah  anak jalanan yang melewatkan malamnya demi menjajakan koran kepada para pengendara di persimpangan lampu jalan. Belum lagi anak-anak yang seharusnya menghabiskan malamnya untuk beristirahat (Jangan contoh saya yang seperti kelelawar. Heheh) yang melewatkan malam dengan mengemis di tempat kebanyakan orang berkumpul.

Dilema tentunya berpaut menjadi satu. Di beri membuat kebiasaan ini menjamur, tidak diberi rasa kasihanpun membisik hati.

Terkadang saya berbincang dengan mereka, sampai akhirnya setelah sekian banyak yang pernah saya temani berbicara. Akhirnya ku ambil sedikit kesimpulan walaupun tidak melalui riset ilmiah. Bahwa aktivitas anak Jalanan seperti ini, adalah aktivitas yang terorganisir secara sistemanis oleh orang-orang yang sangat tidak mempunyai hati nurani. Terlebih dengan beberapa yang orang tuanya sendiri yang mengeksploitasi anak-anak mereka. Walaupun ada beberapa dari mereka juga yang tetap menikmati bangku sekolah. Tapi aktivitas seperti ini untuk anak-anak tersebut sangat tidak manusiawi dan tentunya inkonstitusional.

Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini ? orang tuanya, pemerintah, anak itu sendiri atau kita semua ?

Sebagai manusia, tentunya kita harus menanamkan sikap empati kepada sesame tapi sebagai Negara Konstitusional tentunya tanggung Jawab besar di emban oleh Negara dalam hal ini pemerintah untuk memberikan solusi untuk menuntaskan ataupun meminimalisir hal tersebut.

Sebagai warga Negara, apakah kita harus tinggal diam ? tentu tidak, kegiatan-kegiatan sosial harus menjadi kebiasaan kita semua apalagi untuk kaum terdidik yang masih mendapat kesempatan menikmati pendidikan di tengah system yang tidak mendidik kita menjadi makhluk sosial yang sesuai hakikatnya.

 Teringat lagu Bang Iwan Fals “Sore tugu pancoran” Si budi kecil kuyup menggigil
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

Aku ingin memberikan sesuatu kepada mereka tapi apa ?

Hari ini aku masih belum memiliki apa-apa, selain tekad dan usaha untuk ada perubahan pada negeri tercinta, pada anak-anak pribumi, pada mereka yang tidak dapat menikmati keindahan dan kenyamanan hidup.

Saat ini hanya kegiatan-kegiatan kecil yang bisa kulakukan untuk memimpikan perubahan itu karena hari ini sayapun bagaikan sebongkah benang yang memimpikan menjadi kain sutera untuk dapat menjadi permadani hidup yang layak bagi sekelilingku, bangsa dan negara. Aku hari ini hanyalah kekuatan-kekuatan kecil yang bermimpi melakukan perubahan besar suatu saat nanti.

Jikalau perubahan besar dapat di rasakan jika kekuatan-kekuatan kecil menyatu, maka aku akan ikut dalam gerbong itu. Jikalau perubahan besar itu dapat di rasakan jika kita menjadi kekuatan besar maka akupun akan ikut dalam gerbong itu.

Di ibaratkan dengan pesawat, saya tak peduli menjadi pilot, co pilot, pramugara, penumpang atau apapun itu yang penting kenyamanan dapat di rasakan semua yang berada di dalamnya. Karena yang ku inginkan hanyalah perubahan besar yang baik untuk negeri ini dengan segala isi dan penghuninya.



0 komentar to “Mimpi Untuk Mereka”

Posting Komentar