Senin, 26 Oktober 2015

Pesan Satu Kata Diakhiri Tanda Tanya(?)

,
Kring.. kring… kring…
Terdengar bunyi telpon genggam anton di malam itu pertanda ada pesan singkat yang baru saja masuk. Seperti biasa dengan perasaan yang dihiasi dengan pikiran bahwa hanya ada dua kemungkinan kalau bukan pesan dari Provider pasti sms togel. Lantas dia langsung mengambil telpon genggamnya lalu membuka kunci telpon genggamnya dengan niat setelah melihat pesannya ingin langsung menghapusnya saja apalagi betul perkiraannya tadi
                                                                           ***

Tiba-tiba suara ketukan terdengar pertanda ada seseorang yang mengetuk pintu rumah anton. Dia yang sedang beristirahat di dalam kamar dengan telpon genggam yang masih berada ditangan lalu beranjak keluar kamar hendak melihat siapa gerangan yang datang bertamu. “Siapa?” tanya anton dengan suara yang sedikit serak karena sedang flu.
“Saya gamal.” Terdengar sahutan seseorang dari depan pintu rumah dengan pintu kayu terbuat dari bahan jati yang telah di cat berwarna cokelat tua. Warna rumah yang menjadi kesukaan anton. Segera di cari kunci rumah yang seperti biasa selalu lupa dia simpan dimana. “Tunggu mal, aku lupa simpan kunci rumah dimana.” Sambung anton sembari kebingungan memikirkan dimana kunci dia letakkan.
Itulah anton dengan kebiasaan buruknya, setelah menyimpan barang apalagi yang berukuran kecil beberapa jam kemudian dia bisa saja lupa dimana menyimpannya. Entah ini penyakit keturunan, atau gejala penuaan dini atau apapun itu yang nanti di diagnosa oleh dokter ketika anton memberanikan dirinya memeriksakan diri ke dokter.
Setelah beberapa lama mencari akhirnya dia mendapatkan kunci rumahnya yang dia simpan di samping Televisi yang berada di ruang tamu dan segera dia membukakan pintu.
“Ayo masuk mal dan maaf membuat menunggu.” Kata anton kepada gamal dengan muka yang terlihat malu karena kebiasaan buruknya tersebut.
“ahh kamu nton, kamu kebanyakan mikir mungkin atau sok memikirkan banyak hal” jawab gamal sembari tertawa melihat wajah anton.
                                                                     ***
“ada apa dengan dirimu?” begitulah bunyi pesan singkat yang masuk ke nomor mira. Seorang perempuan yang telah menyelesaikan studinya di sebuah perguruan tinggi di kota Makassar. Diketiknya  dengan segera pesan balasan. “dimana dirimu sekarang?” lalu segera dikirimnya pesan tersebut. Berharap dia dapat terus bertukar pesan singkat dengan pria tersebut. lelaki yang sampai sekarang masih selalu hadir dalam ingatannya, berapapun lelaki yang berusaha dekat dengannya. Dengan sabarnya dia menunggu balasan dari pesan yang dia kirim.
                                                                                                ***
“Kamu dari mana saja mal ? tumben malam ini kau tak keluar bersama pacarmu?” tanya anton yang terlihat penasaran dengan gamal yang biasanya datang lebih larut dari biasanya. “Malas nton, mengurus cewek terus. Bikin tambah pusing, lebih baik sama teman bisa tertawa lepas”jawab gamal sambil tertawa seakan semua masalah sudah hilang dari dirinya. Dialah gamal yang selalu anton nasehati untuk segera mengubah kebiasaan buruknya mempermainkan perasaan perempuan.
“anton, mana laptop mu ? aku mau nonton film.” Tanya gamal sambil melepas jaketnya dan bersiap mengambil posisi nyaman untuk menonton di kamar anton.
“ambil saja di atas lemari.” Sahut anton sembari menunjuk ke arah lemari
***
Kringgg…kringgg..kringgg…
Kringgg…kringgg… kringggg…
suara telpon genggam berbunyi. Itu suara dari telpon genggam anton yang menandakan ada pesa singkat yang berurutan masuk ke telpon genggamnya. Segera dia buka kotak masuk telpon genggamnya.
Terlihat pemberitahuan 4 pesan diterima. Setelah terbuka, betapa murungnya anton ketika melihat 3 pesan teratas adalah 2 pesan dari provider dan 1 pesan tentang togel. Tanpa membacanya, diapun langsung menghapusnya. Berselang beberapa detik setelah pesan tersebut dia hapus, dia tampak terdiam. Masih ada 1 pesan yang belum dia lihat dan pesan terakhir tersebut membuat dia terdiam sejenak.
Tadi sebelum gamal datang, dia teringat ada pesan masuk ke telpon genggamnya yang belum sempat dia baca karena kedatangan anton. Pesan yang diawal dia sangka adalah dari provider atau togel, tapi setelah dia melihat nama pengirimnya itu dengan sangat mudahnya membuat anton tiba-tiba terdiam sejenak tanpa kata.



                                                                         ***
Sebut saja namanya salsa, seorang perempuan keturunan minang yang sementara menempuh kuliah di sebuah kampus ternama di Sulawesi. Berparas ayu, kulit kecoklatan, hidung kecil, senyum yang terlihat manis dengan ginsul, serta jilbab sebagai penutup auratnya. Dikenal sebagai sosok pendiam, tapi ulet dalam bekerja. Susah mengakrabkan diri tapi baik dalam pergaulan. Malam itu seperti biasa dia sedang beristirahat di kamarnya, ditemani sebuah novel yang selalu jadi santapannya hamper setiap malam.
Tapi malam itu bukan akhir cerita novel yang dia tunggu tapi bunyi dering telpon genggamnya sebagai pertanda sebuah panggilan atau pesan singkat (sms) masuk ke nomornya. Entah dari siapa, tapi itu membuatnya sedikit resah malam itu, resah yang tak seperti biasanya ketika menunggu akhir cerita dari sebuah novel yang dia harapkan berakkhir bahagia. Tak seperti biasanya dia seperti itu. Tapi malam itu dia betul-betul berbeda.
                                                                            ***
 Gamal yang sedang asyik menonton film seperti biasanya tak ingin diganggu apalagi untuk hal yang tidak terlalu penting terlebih hal tersebut hanya persoalan perasaan perempuan. Dengan sedikit perasaan emosi karena telpon genggamnya yang berbunyi sedari tadi, seolah mengganggu konsentrasinya menonton film lalu dia mengambil telpon genggamnya lalu mengubah pengaturan deringnya menjadi diam. Tapi sebelum dia meletakkan telpon genggamnya kembali, dia mengetik pesan singkat yang entah dia kirim ke siapa tapi jelas itu untuk perempuan “aku sedang menonton film, jangan diganggu! Aku tetap sayang sama kamu”, ditekannya tombol kirim untuk meneruskan pesan tersebut. Terdengar cuek dan tak memiliki perasaan tapi itulah gamal dengan gayanya
                                                                            ***
“Kak?” begitulah bunyi pesan singkat yang masuk ke nomor anton. Satu kata diakhiri tanda tanya. Pesan yang mampu membuat anton terdiam sejenak. Sebelum kemudian dia membalasnya. “iy, kenapa dek?”
Lalu dikirimnya pesan tersebut sebagai balasan. Sembari menunggu balasan balik, anton masih berpikir ada apa gerangan dia mengirimiku pesan setelah lama tak saling mengirim pesan. “Apakah dia baik-baik saja, apakah dia dalam masalah, atau apakah dia ingin mengabarkan kebahagiaannya dengan orang lain ? aakhhhh sungguh pesan dari dia selalu membuat resah, meskipun itu hanya satu kata diakhiri tanda tanya” gumam anton dalam hati tapi raut muka yang menampakkan kegelisahan.
Telponnya kembali berbunyi pertanda 1 pesan masuk, segera dibukanya pesan tersebut. “ngak papa kak cuma kangen, oh ya kakak apa kabar?” bunyi pesan tersebut.
Seperti bunyi petasan yang menghentak, bunyi pesan tersebut membuat anton seolah berada pada masa yang tak pernah dia duga. Pesan dari seseorang yang menyiratkan suatu rasa dalam hatinya yang selalu ada, bukan tentang isi pesanya tapi tentang orang yang mengirimkannya. Dialah Lila, perempuan yang terekam jelas dan masih tersimpan dalam hatinya. Perempuan berkulit putih, beralis tebal, berdagu lancip dengan senyum manis yang dihiasi oleh lesung pipi. Perempuan yang namanya oleh anton telah tulis dalam kertas lalu dia simpan kertas tersebut didalam laci meja belajarnya.
                                                                          ***
“Kok kamu begitu, kamu tidak pikir perasaanku ? aku ingin bersamamu sekarang”. Pesan balasan mira kepada Gamal yang mengirimkan pesan untuknya. Gamal dan mira adalah sepasang kekasih dengan watak yang sangat berbeda. Walaupun dengan segala kesabarannya, mira tetaplah perempuan yang selalu butuh perhatian dan sedikit manjaan sedangkan gamal adalah lelaki yang malas memberi perhatian terus menerus terlebih ketika dia sedang banyak masalah atau asyik dengan teman-temannya. Dan terkadang hal tersebut membuat gamal cuek dan tidak lagi memperdulikan perasaan perempuan meskipun itu kekasihnya yang telah lama menjalin hubungan dengannya
“Kamu itu tidak pernah mau mengerti, terlalu banyak maunya, kita break saja dulu” dikirimnya lalu di nonaktifkan telpon genggamnya.
Mira membacanya, lalu tak membalasnya lagi tapi langsung menelponnya tapi nomor gamalsudah tak aktif lagi. Seperti kebanyakan perempuan, mira akhirnya menangis semalaman di dalam kamarnya hingga ia tertidur. Begitulah mereka yang selalu berulang kejadian seperti itu dan biasanya rujuk kembali. Tapi kali ini entah apa yang akan terjadi lagi.
                                                                       ***
“Baik dek, kamu apa kabar?” balas anton melalui pesan singkat kepada lila.
“baik dan kurang baik kak?” lila kembali membalas pesannya
Anton terheran dan semakin penasaran. Akhirnya lila bercerita tentang kekasihnya dan meminta saran dari anton yang dia selalu anggap sebagai salah satu kakak terbaiknya. Yang mampu mendengar keluh kesahnya.
Akhirnya mereka telponan, anton menjadi pendengar yang baik memberikan saran terbaik yang dia upayakan bijak walaupun kabar tentang keberadaan kekasih lila itu membuatnya harus bersabar dan mengikhlaskan demi kebahagiaan perempuan yang namanya tertulis dalam kertas yang dia simpan di dalam laci meja belajarnya.
Begitulah kisahnya hingga kejadian itu berulang. Berawal dari sms satu kata diakhiri tanda baca (kak?), yang  berlanjut dengan curhatan, nostalgia dan berakhir dengan solusi yang (diikhlaskan) bijak.



Makassar, 26 oktober 2015


1 komentar: