Sabtu, 22 Agustus 2015

Cerpen - Ciptakan Kemerdekaanmu

,
Sore itu cuaca terlihat cerah, sembari duduk di teras rumah dengan segelas kopi yang sedari tadi menunggu untuk diseduh. Suasana cukup ramai dengan keriuhan anak-anak kompleks yang dengan tawanya berkejaran kesana kemari menikmati indahnya bermain bersama teman-temannya. Sore itu wawan sedang duduk santai di teras rumah sembari bercerita dengan ridho yang sedang asyik memetik gitarnya dan sesekali menyeduh kopi yang ada di meja.

“Wan, kamu request lagu apa ?”, Tanya ridho sembari meniup pelan kopi yang ingin dia minum.
“Kau mainkan saja lagu yang membangkitkan semangat”. Jawab wawan dengan raut wajah yang sedikit serius.
Ridho melanjutkan petikan gitarnya, seakan mengamini permintaan wawan walaupun lagu yang dia mainkan bukanlah lagu perjuangan tapi lagu yang membuat suasana sedikit melankolis. Entah dia mengejek wawan atau hatinya sendiri yang juga sedang melankolis.
Tak lama kemudian, datang Gilang yang mengendarai motor. Seperti yang mereka duga, siapa lagi kalau bukan gilang yang masih berjarak 200 meter motornya sudah terdengar. Seakan-akan jalanan adalah miliknya dan semua orang tuli tidak mendengar suara motornya.
“itulah gilang, yang hidupnya seakan tanpa beban.” Sahut ridho di iringi tawa dari wawan.

“Kamu dari mana gilang ?” Tanya wawan sembari menuangkan segelas kopi kepada gilang
“Dari lapangan kecamatan, melihat-lihat persiapan upacara peringatan kemerdekaan.”jawab gilang sambil menyeduh kopi yang sudah dituangkan oleh wawan
“Tumben kamu pergi nonton begituan, ada angin apa ?” Lanjut wawan dengan raut wajahnya yang polos penuh rasa penasaran

Baru saja selesai menyeduh kopi dan gelasnya pun masih dipegang, gilang lantas menjawab dengan penuh semangat dan berapi.
“Kenapa banyak orang begitu bahagia menjelang perayaan kemerdekaan, kenapa banyak kegiatan menjelang momentum hari kemerdekaan, kenapa banyak orang (tiba-tiba) hebat menjelang hari kemerdekaan, kenapa veteran perang dimunculkan (hanya) menjelang perayaan kemerdekaan, kenapa banyak orang yang rela latihan (berpanas-panasan) baris-berbaris setiap hari demi upacara, kenapa banyak orang yang rela mengorbankan dirinya demi perayaan (satu) hari kemerdekaan, kenapa ?”. Tanya gilang dengan semangat yang tidak seperti biasanya.

Sepintas Wawan dan Ridho  hanya termangu dan tidak berkata apa-apa, belum mereka menyambung pertanyaan tersebut, gilang langsung melanjutkan.
“Pernah tidak kalian bayangkan kalau perayaan kemerdekaan itu setiap hari, bukan hanya sekali dalam setahun”? tegas gilang dengan perasaan haru.
Mungkin kita betul-betul akan menjadi merdeka, bukan hanya merasa merdeka. Mungkin !
Tiba-tiba suasana di teras rumah menjadi hening, dan terlihat anak-anak yang sedari tadi sedang asyik bermain di jalanan depan rumah.
“Mungkin mereka (merdeka) dengan kehidupan kanak-kanaknya yang begitu indah”. Suara lirih dari wawan yang diiringi anggukan dari wawan dan gilang sembari mereka menyeduh kopinya masing-masing.

0 komentar to “Cerpen - Ciptakan Kemerdekaanmu ”

Posting Komentar