Sistem
Informasi Manajemen Daerah
(Pariwisata
Desa Wisata Samangki Berbasis Web)
A.
Pengantar
Perkembangan
ilmu pengetahuan (science) berdampak pada perkembangan teknologi, terutama
teknologi peralatan computer dan teknologi peralatan telekomunikasi. Teknologi
computer dan telekomunikasi telah membawa manusia ke era informasi yang
mengalir tanpa batas. Informasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia dalam
menyelesaikan segala keperluannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan
adanya perkembangan teknologi computer sebagai alat pengolah data menjadi
informasi, maka memberikan kemudahan pekerjaan bagi manusia pada saat ini.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi
manajemen merupakan salah satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi.
Kedudukan SIM saat ini sangat diperhitungkan, apalagi melihat peranannya.
Salah
satu peranan SIM yang akan saya bahas disini dilihat di bidang pariwisata.
Seperti yang diketahui bahwa Pariwisata merupakan asset yang sangat berharga
bagi suatu Negara ataupun daerah
Indonesia
sebagai Negara kepulauan terbesar didunia, dengan ±18.110 pulau yang
dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 Km. Indonesia sebagai Negara
yang memiliki berbgai potensi antara lain, potensi alam, potensi laut,
peninggalan bersejarah, keanekaragaman fauna dan flora, serta budaya. Dengan
adanya berbagai potensi yang dimiliki bangsa Indonesia ini maka Pengelolaan Pariwisata
secara optimal dapat meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Olehnya
itu Pariwisata khususnya di Negara kita dapat dikatakan sebagai salah satu
alternative untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan potensi
ini didasari bahwa pariwisata meupakan sektor yang lebih menekankan pada
penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan digariskan bahwa
pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk memperluas kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam
kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan
hak pribadi masyarakat untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu
dilakukan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keanekaragaman, keunikan,
dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang
hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tiap daerah yang ada di Indonesia
memiliki potensi yang beraneka ragam, mulai dari Sabang sampai Merauke,
dipastikan memiliki potensi wisata yang menakjubkan. Misalnya saja di jawa
terkenal dengan wisata candi dan gunung berapinya, di daerah bali dan Nusa
Tenggara dikenal dengan wisata pantainya serta berbagai daerah lainnya.
Kota Makassar tidak kalah dengan daerah lain
jika kita lihat dari potensi wisatanya. Berdasarkan data dari Badan Pusat
statistic Kota Makassar, Persentase jumlah objek dan daya tarik wisata di Kota
Makassar pada tahun 2010 sebagai berikut:
Persentase Jumlah Objek
dan Daya Tarik Wisata di Kota Makassar Tahun 2010
No.
|
Jenis Wisata
|
Persentase
|
1.
|
Wisata Budaya
|
20 %
|
2.
|
Wisata Religi
|
8.42 %
|
3.
|
Wisata Kuliner
|
34.74 %
|
4.
|
Wisata Olahraga
|
4.21 %
|
5.
|
Wisata Pendidikan
|
4.21 %
|
6.
|
Wisata Belanja
|
8.42 %
|
7.
|
Wisata Alam
|
20 %
|
Selain itu dari salah satu artikel
saya mendapatkan data kunjungan Wisatawan di kota ini. Ada pun data kunjungan
Wisatawan yang datang berkunjung ke Makassar dalam periode 3 tahun terakhir ,
dimana pada tahun 2008 jumlah Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Makassar
mencapai 1.511.680 wisatawan, dan dari Wisatawan Mancanegara mencapai 24.591
wisatawan, dan pada tahun 2009 jumlah wisatawan nusantara mencapai 2.010.121
dan wisatawan mancanegara mencapai 28.223 wisatawan, dan pada tahun 2010 dimana
jumlah wisatawan nusantara mencapai 2.072.538, dan wisatawan mancanegara
mencapai 28.699. dan pada tahun 2011 jumlah wisatawan meningkat 18% dari tahun
2010.
Dari
berbagai potensi yang ada di makassar ini, saya akan membahas lebih spesifik yakni pada Desa Wisata Samangki, potensi
wisata ini berbasis web. Desa Wisata Samangki terletak di Kecamatan Simbang,
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Potensi wisata yang ada di wilayah ini
meliputi Taman Wisata Alam Bantimurung, kawasan wisata petualangan Pattunuang,
kawasan cagar alam Karaenta dan wahana wisata Maros Waterpark. Desa ini juga
memiliki banyak gua alami. Selain
itu Sebagian besar wilayahnya merupakan jalur transportasi darat antar
kabupaten yang menghubungkannya dengan banyak daerah di Sulawesi Selatan,
mengakibatkan desa ini menjadi daerah persinggahan yang ramai.
Sebelum
mengunjungi tempat ini, wisatawan dapat terlebih dahulu mengakses informasi
mengenai desa wisata ini, dengan mengunjungi situs berikut http://www.desawisatasamangki.com/p/daya-tarik-desa-wisata-samangki.html.
Dengan
adanya situs diatas calon wisatawan dapat mepersiapkan kelengkapan yang
dibutuhkan untuk berwisata sehingga perjalanan yang dilakukan lebih
menyenangkan.
Dari
penjelasan diatas, maka dengan adanya perkembangan sistem informasi, maka
potensi pariwisata suatu daerah dapat lebih terekspos. Olehnya itu saya
tertarik meneliti bagaiamana peran Web ini dalam mempromosikan potensi wisata
daerah tersebut?
B.
Kerangka Konsep
Konsep Sistem Informasi dan
Manajemen
Sistem
Informasi merupakan satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan
(atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu
organisasi.Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu
organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses
informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah
sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien,
terukur, fleksibel. Teknologi informasi menjadi kebutuhan yang tak dapat
ditawar lagi, karena ketersediaan informasi yang terintegrasi makin penting
dalam mendukung upaya menciptakan sistem perusahaan/organisasi yang efisien dan
kompetitif. [1]
Sistem informasi Manajemen adalah
serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara
rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi
lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya
dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. [2]
Dengan
kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para
pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub
unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem
utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan
apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia
dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika.
Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan
saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. [3]
Perancangan, penerapan dan
pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan
harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin
diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis
yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin
meningkatnya dengan munculnya peraturan dari pemerintah.
Lingkungan
bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus
membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen
dengan munculnya pemecahan yang memadai.SIM yang baik adalah SIM yang mampu
menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat
biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi
yang sangat bermanfaat.
Organisasi
harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat
dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam
menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang
dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Sistem informasi manajemen (SIM)
bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam
organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang
otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem
komputer.
Pengembangan SIM canggih berbasis
komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman
lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun
SIM karena :
- Kurang organisasi yang wajar
- Kurangnya perencanaan yang
memadai
- Kurang personil yang handal
- Kurangnya
partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi
seluruh personil yang terlibat.
Secara teoritis komputer bukan
prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan
ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM
: SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen
adalah memenuhi kebutuhan informasi umum
semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan.
SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari
berbagai simulasi model matematika.
B.II Konsep SIMDA
Sistem
Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, Iengkap, akurat dan terpadu
untuk menunjang proses administrasi “pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan
memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan Daerah.
Sistem Informasi Manajemen Daerah
(SIMDA) dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
·
Sistem Informasi Eksekutif sebagai pendukung
Pimpinan Daerah dalam Pengambilan Keputusan dan Penetapan Kebijakan;
·
Sistem Informasi Fungsional bagi para
Pimpinan Dinas/Badan/Lembaga sebagai pendukung Informasi Strategis Pimpinan
Daerah.
·
Sistem Informasi Operasional sebagai penunjang
Tugas Pokok masing-masing Dinas/Lembaga.
Membangun Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) agar
dapat membantu terciptanya mekanisme pengambilan Keputusan dan Kebijakan Kepada
Daerah Pemda Kabupaten secara Tepat, Cepat, Efektif dan Efisien dalam rangka
menunjang keberhasilan penyelenggaraan di Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan
Kemasyarakatan.[4]
B. II Konsep Pariwisata
Kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansakerta yaitu dari kata pari yang berarti lengkap, berputar-putar dan kata
wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian secara tata
bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau
berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain. Untuk lebih jelasnya berikut
pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh Marapung (2002:21) sebagai berikut:
“Pariwisata merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil
waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga diluar kota selama 2 (dua)
hari.
Ada 3 (tiga) unsur utama yang
terkandung dalam pariwisata yaitu:
1.
Manusia
(Man) yang melakukan perjalan wisata
2.
Ruang
(Space) daerah atau ruang lingkup perjalanan
3.
Waktu
(Time) waktu yang digunakan selama wisata
Yoeti (2001:101), yaitu: “Pariwisata
atau tour adalah perjalanan yang dilakukan disuatu tempat ketempat lainnya
dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk
bersenang-senang dan perjalanannya dilakukan lebih dari 24 jam.” Lebih lanjut
dijelaskan ada 4 (empat) ktriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai
perjalanan pariwisata, yaitu:
1.
perjalanan
itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang;
2.
Perjalanan
itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke
tempat lain (yang bukan kota atau Negara dimana ia biasanya tinggal);
3.
Perjalanan
itu dilakukan minimal 24 jam;
4.
Perjalanan
itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang
yang melakukan perjalanan itu semat-mata sebagai konsumen di tempat yang
dikunjunginya.
Ada tiga faktor menurut Soekadijo
(1996:269) yang dapat menentukan berhasilnya pembangunan pariwisata sebagai
industri. Ketiga faktor tersebut adalah:
1.
Tersedianya
obyek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi
orang untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Misalnya: keindahan alam,
hasil kebudayaan, kesenian adat istiadat, tata cara hidup suatu masyarakat,
festival tradisional dan upacara-upacara keagamaan dan Iain-lain sebagainya.
2.
Adanya
fasilitas accessibility, yaitu prasarana dan sarana perhubungan dengan
segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan mengunjungi suatu daerah
tujuan wisata tertentu.
3.
Tersedianya
fasilitas amenities, yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan
pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan baik
didalam negeri maupun diluar negeri.
Penyelenggaraan kepariwisataan
memiliki tujuan menurut Soekadijo (1996:269) antara lain:
1.
Memperkenalkan,
mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata.
2.
Memupuk
rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa.
3.
Memperluas
dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
4.
Meningkatkan
pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
5.
Mendorong
pendayagunaan produksi nasional. [5]
C. Pembahasan
Pariwisata Berbasis IT
Dunia
pariwisata adalah menjadi salah satu bidang garapan pemerintah daerah dalam
implementasi e-government untuk mempublikasikan/memasarkan potensi
wisata di daerah. Berbasis TI dalam hal ini berarti adanya suatu Sistem
Informasi Manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik. Sejalan
dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur
meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi tentang tujuan
wisata, objek wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi
untuk mencapai tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya.
Untuk memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan karena
tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta informasi.
Singkatnya
kebutuhan informasi di bidang pariwisata meningkat dan perlu disiapkan dengan
rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah. Selain kebutuhan
wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak
lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola
industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan
penentu kebijakan dibidang pariwisata.
Namun
penekanan kebutuhan data dan informasi bagi masing-masing pihak berbeda. Jika
bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan
wisatanya sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah adanya sistem
informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan.
Suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat membantu baik pemerintah maupun
industri/ pelaku pariwisata. Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk
memajukan industri pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata
informasi data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat
memperoleh dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada
berbagai cara untuk penataan informasi tersebut. Kalau jaman dulu informasi disebarluaskan
dari mulut ke mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi dan media
informasi lainnya maka sekarang dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi
ada beberapa sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan informasi. Untuk
bidang pariwisata maka SIM dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat
dimanfaatkan oleh wisatawan, industri pariwisata
maupun pemerintah. Data pariwisata
yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM punya
kemampuan untuk membantu mengambil keputusan, dan juga menyediakan informasi
bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen
yang terintegrasi dengan baik, disertai dengan dukungan sistem komputer, akan
sangat membantu pengelolaan data pariwisata.
Di
samping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur
sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data
tersebut, karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data yang sangat
beragam seperti objek dan daya tarik, data hotel, data sarana transportasi, dan
data-data fasilitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan
pemandu wisatanya, perlu dikelola secara terintegrasi. Data ini juga sangat
dinamis, sehingga kompleks dalam pemilahannya, serta harus diperhatikan masalah
keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus
diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya. [6]
Mengenal
Desa Wisata Samangki melalui Web
Perkembangan dunia pariwisata
dibarengi dengan perkembangan IT ini membuat akses kita untuk mengenal berbagai
tempat pariwisata semakin mudah. Hal ini dapat dilihat pada Desa Wisata
Samangki, melalui web yang tersedia kita dapat mengakses wisata yang ada disekitar
desa tersebut lengkap dengan daya tariknya.
Pengembangan
pariwisata berbasis desa wisata menjadi salah satu upaya pemerintah untuk lebih
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan semakin serius
mengembangkan pariwisata berbasis desa wisata ini.
Salah satu indikasinya adalah Kemenparekraf pada 2011, sudah mengembangkan 569 desa menjadi desa wisata. Kemenparekraf juga menargetkan sebanyak 960 desa untuk dikembangkan menjadi desa wisata pada tahun 2012 ini. Jumlah ini bahkan akan terus ditingkatkan hingga mencapai sekitar 2.000 desa pada tahun 2014.
Salah satu indikasinya adalah Kemenparekraf pada 2011, sudah mengembangkan 569 desa menjadi desa wisata. Kemenparekraf juga menargetkan sebanyak 960 desa untuk dikembangkan menjadi desa wisata pada tahun 2012 ini. Jumlah ini bahkan akan terus ditingkatkan hingga mencapai sekitar 2.000 desa pada tahun 2014.
Pengembangan
desa wisata ini dilakukan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pariwisata sejak 2009 lalu dan akan tetap dioptimalkan hingga
2014.
Bagi
Kemenparekraf, pengembangan desa wisata mampu memberikan dampak pemerataan
pembangunan hingga tingkat desa dan mengangkat tingkat perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, pengembangan desa wisata ini bertujuan melibatkan masyarakat
dalam pengembangan kepariwisataan, artinya masyarakat dengan kebudayaan yang
dimiliki tidak hanya menjadi obyek pariwisata, namun juga pelaku pariwisata.
Prinsip
dasar pengembangan desa wisata adalah pengembangan fasilitas-fasilitas wisata
dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa. Selain
itu, pengembangan desa wisata ini juga sejalan dengan paradigma baru
pariwisata, yakni pariwisata milik rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dalam paradigma ini, rakyat merupakan penggerak dan penentu pokok kegiatan kepariwisataan. Karena rakyat hakekatnya memiliki nilai-nilai budaya atau tradisi yang luhur dan harta kekayaan yang tak ternilai yaitu: gotong royong, ramah, alam lingkungan yang indah, seni tradisi atau budaya, dan lain-lain yang kesemua itu menjadi modal dan aset pariwisata.
Dalam paradigma ini, rakyat merupakan penggerak dan penentu pokok kegiatan kepariwisataan. Karena rakyat hakekatnya memiliki nilai-nilai budaya atau tradisi yang luhur dan harta kekayaan yang tak ternilai yaitu: gotong royong, ramah, alam lingkungan yang indah, seni tradisi atau budaya, dan lain-lain yang kesemua itu menjadi modal dan aset pariwisata.
Beberapa
kegiatan yang dapat menjadikan sebuah desa sebagai desa wisata adalah,
kerajinan, seni budaya, pertanian, peninggalan sejarah, juga keindahan alam
lingkungan.
Pengembangan
desa wisata ini, memungkinkan warga mempererat tali silaturahmi dan rasa
persatuan nasional. Memperoleh pemasukan uang dari penginapan, jual makanan dan
minuman. Pemasukan seperti jasa binatu, sewa kendaraan, penjualan
sayur-sayuran, cinderamata dan lain-lain. Warga juga mampu saling interaksi
dengan tamu sehingga dapat terjadi ransfer pengetahuan dan promosi desa.
Salah
satu desa wisata di Sulawesi Selatan yang saat ini sedang dikembangkan adalah
Desa Wisata Samangki yang terlatak di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
Melalui PNPM Pariwisata, desa ini menjadi desa wisata berbasis nuasan alam
karena desa berpenduduk 4.862 jiwa (2010) ini memiliki potensi wisata alam yang
beragam nan menabjubkan.
Sebagian
besar wilayah Desa Wisata Samangki termasuk dalam kawasan hutan negara dan
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Wilayah ini meliputi Taman Wisata Alam
Bantimurung, kawasan wisata petualangan Pattunuang, kawasan cagar alam Karaenta
dan wahana wisata Maros Waterpark. Sehingga desa ini memiliki banyak gua alami.
Selain
keunggulan dan daya tarik wisata yang terdapat langsung dalam wilayah Desa
Wisata Samangki ini, di sekitar desa ini juga terdapat sejumlah daya tarik
wisata pendukung, sebut saja; kawasan kelelawar dan seni-budaya Je'ne Taesa
yang selama ini dikenal sebagai pemukiman ribuan kelelawar yang bertengger di
sekitar pemukiman warga yang dijaga oleh warga juga. Desa Je'ne Taesa ini juga
terkenal sebagai pusat pelestarian seni-budaya tradisional, salah satu objek
wisata yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi. Letak kawasan hanya sekitar
5 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
Ada
juga Taman Prasejarah di Leang-Leang, kawasan gua dengan banyak peninggalan
arkeologis yang unik. Di sini ditemukan gambar prasejarah (rock painting). Ada
gambar babi rusa yang sedang meloncat yang di bagian dadanya tertancap mata
anak panah, serta gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah. Gambar
prasejarah tersebut sudah berumur sekitar 5000 tahun. Diduga gua ini telah
dihuni sekitar tahun 8000 - 3000 sebelum Masehi. Kawasan ini terletak di
Kelurahan Kalabirang Maros, sekitar 7 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
Serta gugusan kars Rammang-rammang dengan bentang alam yang sebagian besar merupakan kawasan karst berbentuk menara. Tower-tower karst yang menjulang tinggi merupakan suatu bentang alam yang begitu unik dan indah. Hutan batu yang merupakan world heritage ini terbentuk dari pelarutan batu gamping yang terjadi ribuan tahun lalu. Kawasan ini terletak di Desa Salenrang Maros, sekitar 10 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
Serta gugusan kars Rammang-rammang dengan bentang alam yang sebagian besar merupakan kawasan karst berbentuk menara. Tower-tower karst yang menjulang tinggi merupakan suatu bentang alam yang begitu unik dan indah. Hutan batu yang merupakan world heritage ini terbentuk dari pelarutan batu gamping yang terjadi ribuan tahun lalu. Kawasan ini terletak di Desa Salenrang Maros, sekitar 10 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
Daya
tarik dan objek wisata ini saling terkait dengan program pengembangan
pariwisata Kabupaten Maros. Sehingga secara umum sebagai salah satu desa yang
berada di Maros, Desa Wisata Samangki tentu memilki potensi untuk terus maju
dan berkembang. Menyadari hal itu, tak salah jika kemudian manajemen Desa
Wisata Samangki melakukan promosi online dengan membuat website www.desawisatasamangki.com
ini, cara ini menjadi salah satu strategi pengembangan dan promosi desa wisata
ini dalam manarik minat calon wisatawan untuk berkunjung.
Langkah
ini dilatari oleh perkembangan pengguna internet di dunia yang terus meningkat.
Hingga tahun 2012 ini, jumlah pengguna internet diperkirakan akan mengalami
peningkatan 3,1%. Angka ini setara dengan 75.6% dari populasi penduduk dunia.
Selama lima tahun terakhir, terjadi kenaikan pengguna internet sebesar 121
persen. Sebanyak 2/3 dari seluruh pengguna internet akan menggunakan jejaring
sosial.
Sedangkan
perdagangan online di tahun 2012 diperkirakan mencapai 154,6 juta atau
mengalami peningkatan 4,4% dibanding 2011. Di bidang e-commerce, sebanyak 26%
pengguna internet akan menghabiskan waktunya untuk melakukan reservasi
perjalanan dan wisata, membeli peranti elektronik (27%), membeli tiket pesawat
(32%), dan membeli pakaian (36%). Data pengguna internet tersebut,
menggambarkan bagaiman prospek promosi wisata melalui media online sangat
besar. Data tersebut juga memberikan simulasi sederhana terhadap langkah
terbaik yang bisa diambil dari pemanfaatan media online.
Bahkan
dalam menyiarkan informasi secara online, Kemenparekraf juga memanfaatkan
jejaring sosial dan sosial media dalam meningkatkan promosi wisata untuk
menyasar segmen-segmen yang potensial. Bagi Kemenparekraf, promosi wisata
melalui jejaring sosial seperti twitter, facebook, dan blog sangat efektif
untuk menjaring segmen pengguna internet aktif yang umumnya berasal dari
kalangan generasi muda yang "melek" IT.
Selain
itu daya jangkau promosi secara online lebih luas ketimbang promosi wisata
secara konvensional. Promosi wisata secara online juga memiliki efek yang kuat.
Melalui promosi online, pariwisata Indonesia semakin dikenal di dunia sehingga
kunjungan wisatawan ke Indonesia semakin meningkat.
Karenanya, kehadiran Desa Wisata Samangki di ranah virtual ini diharapkan mampu memperkaya informasi seputar keragaman potensi pariwisata yang dimiliki Sulsel sebagai bagian dari program Visit South Sulawesi 2012. Sehingga ke depan, kegiatan promosi pariwisata sebagai salah satu langkah pengembangan potensi dan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Sulsel diharapkan ikut memperkenalkan website ini.[7]
Karenanya, kehadiran Desa Wisata Samangki di ranah virtual ini diharapkan mampu memperkaya informasi seputar keragaman potensi pariwisata yang dimiliki Sulsel sebagai bagian dari program Visit South Sulawesi 2012. Sehingga ke depan, kegiatan promosi pariwisata sebagai salah satu langkah pengembangan potensi dan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Sulsel diharapkan ikut memperkenalkan website ini.[7]
Lets come to South Sulawesi, Lets Come to Samangki!
D. Penutup
Kesimpulan
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi sampai hari ini telah memberikan dampak positif
bagi perkembangan di bidang lainnya, termasuk bidang pariwisata. Pariwisata
yang awalnya hanya dapat kita ketahui dari mulut ke telinga telah mengalami
perubahan. Adanya kebutuhan informasi di bidang pariwisata yang semakin
meningkat, maka informasi yang ada perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur
agar dapat diakses dengan mudah.
Selain
kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka
pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak
pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan
dan penentu kebijakan dibidang pariwisata. Olehnya itu Peranan dari Pariwisata
Berbasis IT sangat memudahkan bagi wisatawan dan Pemerintah.
Dengan
memperkenalkan daerah wisata kita, maka strategi ini juga bisa menambah
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat sekitar.
Seiring
dengan itu, adanya Pariwisata berbasis IT ini dapat memberikan dan memudahkan
wisatawan yang ingin berkunjung Desa Wisata Samangki. Sehingga desa wisata ini
bisa lebih tersorot tidak hanya sampai ke tingkat nasional saja akan tetapi
bisa sampai ke tingkat internasional
dengan adanya perkembangan informasi ini.
Pemanfaatan Web untuk meperkenalkan Desa
Wisata Samangki di ranah virtual ini diharapkan mampu memperkaya informasi
seputar keragaman potensi pariwisata yang dimiliki Sulsel sebagai bagian dari
program Visit South Sulawesi 2012. Sehingga ke depan, kegiatan promosi
pariwisata sebagai salah satu langkah pengembangan potensi dan objek wisata
yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata.
Saran
Web ini
hadir untuk memperkenalkan dan memudahkan informasi bagi para wisatwan yang
ingin berkunjyung ke daerah Desa Wisata Samangki. Berbagai informasi seputar
wisata yang ada didaerah itu telah dipaparkan di dalam web. Sehingga bagi
wisatawan yang ingin berkunjung dapat mengetahui kondisi tempat wisata
sebelumnya.
Olehnya
itu Pariwisata berbasis IT ini sangat bermanfaat, dan semoga adanya web ini
menjadi contoh bagi Dinas Pariwisata lainnya sehingga dapat mempromosikan
potensi wisata daerah melalui web, agar secara universal dapat mengetahui
keindahan potensi wisata di Negara kita ini. Kerjasama antara Pemerintah, Dinas
Pariwisata dan Masyarakat setempat sangat diperlukan agar dapat menjaga Sarana
dan Prasarana yang ada didaerah wisata.
Selain
itu tulisan ini juga berupaya memperkenalkan Pariwisata berbasis It seperti di
Desa Wisata Samangki. Sehingga kelak bisa diketahui oleh orang banyak dan
nantinya dijadikan tujuan wisata. Penyediaan yang informasi yang akurat dalam
web ini juga menjadi penunjang, jangan sampai apa yang diinformasikan di web
yang ada tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Olenhya itu penyediaan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu sangat perlu untuk diperhatikan.
Daftar Pustaka
·
Scott,
George M. Prinsip-Prinsip-Sistem
Informasi Manajemen.Penerjemah: Achmad Nashir Budiman. 1994. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
·
Amsyah,
Zulkifli.1997.Sistem Informasi
Manajemen.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
·
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
·
http://makassarkota.bps.go.id/index.php/en/menusubjekstatistik/hotel-dan-pariwisata di akses 11 Desember 2012, Pukul
22.05
·
Putri, Nicky
Oktarisa dkk. Artikel Sistem Informasi Pemandu Wisatawan Pada Obyek
Pariwisata Di Kawasan Batu.Politeknik
Telkom Bandung Diakses tgl 12 Des 2012
·
Sumaryanto;
Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi
Informasi Vol. 7, No. 1. 2009 : hal.
86 – 88
·
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/979/Bab 1 sd Bab 5.pdf?sequence=2 diakses tgl 13 Des 2012 Pukul 21.40
hal. 29-32
·
Mc.
Leod, 1995
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/pengertian-sistem-informasi-manajemen-sim-4/
diakses tgl 12 Des 2012
Sistem Informasi Manajemen
Sistem
Informasi Daerah
(Pariwisata
Desa Samangki Berbasis IT)
ARINIL
HIDAYAH
E211
10 260
Jurusan
Ilmu Administrasi
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Hasanuddin
2012
[1] Putri, Nicky
Oktarisa dkk.: “Sistem Informasi Pemandu
Wisatawan Pada Obyek Pariwisata Di Kawasan Batu”http://repository.politekniktelkom.ac.id/Proyek
Akhir/MI/JURNAL PA SISTEM INFORMASI PEMANDU WISATAWAN PADA OBYEK PARIWISATA.pdf Diakses tgl 12 Des 2012
[2] Scott,
George M Prinsip-prinsip Sistem Informasi
Manajemen. Terj. :Achmad Nashir Budiman
( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994: 100)
[3]
Mc. Leod, 1995 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/pengertian-sistem-informasi-manajemen-sim-4/
diakses tgl 12 Des 2012
[5]http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/979/Bab
1 sd Bab 5.pdf?sequence=2 diakses tgl 13 Des 2012 Pukul 21.40 hal. 29-32
[6] Sumaryanto; Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi
Informasi Vol. 7, No. 1. 2009 : hal.
86 – 88 http://www.ejournal.unisridigilib.ac.id/index.php/Akuntansi/article/.../147/115 diakses tgl 13 Des
2012