Rabu, 02 Januari 2013

MK Sistem Informasi Manajemen

,

Sistem Informasi Manajemen Daerah
(Pariwisata Desa Wisata Samangki Berbasis Web)

A.   Pengantar
            Perkembangan ilmu pengetahuan (science) berdampak pada perkembangan teknologi, terutama teknologi peralatan computer dan teknologi peralatan telekomunikasi. Teknologi computer dan telekomunikasi telah membawa manusia ke era informasi yang mengalir tanpa batas. Informasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia dalam menyelesaikan segala keperluannya dalam kehidupan sehari-hari.
            Dengan adanya perkembangan teknologi computer sebagai alat pengolah data menjadi informasi, maka memberikan kemudahan pekerjaan bagi manusia pada saat ini. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
            Sistem informasi manajemen merupakan salah satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi. Kedudukan SIM saat ini sangat diperhitungkan, apalagi melihat peranannya.
            Salah satu peranan SIM yang akan saya bahas disini dilihat di bidang pariwisata. Seperti yang diketahui bahwa Pariwisata merupakan asset yang sangat berharga bagi suatu Negara ataupun daerah
            Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar didunia, dengan ±18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 Km. Indonesia sebagai Negara yang memiliki berbgai potensi antara lain, potensi alam, potensi laut, peninggalan bersejarah, keanekaragaman fauna dan flora, serta budaya. Dengan adanya berbagai potensi yang dimiliki bangsa Indonesia ini maka Pengelolaan Pariwisata secara optimal dapat meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
            Olehnya itu Pariwisata khususnya di Negara kita dapat dikatakan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan potensi ini didasari bahwa pariwisata meupakan sektor yang lebih menekankan pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata.
            Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan digariskan bahwa pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan hak pribadi masyarakat untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu dilakukan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
            Tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki potensi yang beraneka ragam, mulai dari Sabang sampai Merauke, dipastikan memiliki potensi wisata yang menakjubkan. Misalnya saja di jawa terkenal dengan wisata candi dan gunung berapinya, di daerah bali dan Nusa Tenggara dikenal dengan wisata pantainya serta berbagai daerah lainnya.
              Kota Makassar tidak kalah dengan daerah lain jika kita lihat dari potensi wisatanya. Berdasarkan data dari Badan Pusat statistic Kota Makassar, Persentase jumlah objek dan daya tarik wisata di Kota Makassar pada tahun 2010 sebagai berikut:
Persentase Jumlah Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Makassar Tahun 2010

No.
Jenis Wisata
Persentase
1.
Wisata Budaya
20 %
2.
Wisata Religi
8.42 %
3.
Wisata Kuliner
34.74 %
4.
Wisata Olahraga
4.21 %
5.
Wisata Pendidikan
4.21 %
6.
Wisata Belanja
8.42 %
7.
Wisata Alam
20 %

 


Selain itu dari salah satu artikel saya mendapatkan data kunjungan Wisatawan di kota ini. Ada pun data kunjungan Wisatawan yang datang berkunjung ke Makassar dalam periode 3 tahun terakhir , dimana pada tahun 2008 jumlah Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Makassar mencapai 1.511.680 wisatawan, dan dari Wisatawan Mancanegara mencapai 24.591 wisatawan, dan pada tahun 2009 jumlah wisatawan nusantara mencapai 2.010.121 dan wisatawan mancanegara mencapai 28.223 wisatawan, dan pada tahun 2010 dimana jumlah wisatawan nusantara mencapai 2.072.538, dan wisatawan mancanegara mencapai 28.699. dan pada tahun 2011 jumlah wisatawan meningkat 18% dari tahun 2010.
            Dari berbagai potensi yang ada di makassar ini, saya akan membahas lebih spesifik  yakni pada Desa Wisata Samangki, potensi wisata ini berbasis web. Desa Wisata Samangki terletak di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Potensi wisata yang ada di wilayah ini meliputi Taman Wisata Alam Bantimurung, kawasan wisata petualangan Pattunuang, kawasan cagar alam Karaenta dan wahana wisata Maros Waterpark. Desa ini juga memiliki banyak gua alami. Selain itu Sebagian besar wilayahnya merupakan jalur transportasi darat antar kabupaten yang menghubungkannya dengan banyak daerah di Sulawesi Selatan, mengakibatkan desa ini menjadi daerah persinggahan yang ramai.
            Sebelum mengunjungi tempat ini, wisatawan dapat terlebih dahulu mengakses informasi mengenai desa wisata ini, dengan mengunjungi situs berikut http://www.desawisatasamangki.com/p/daya-tarik-desa-wisata-samangki.html.
            Dengan adanya situs diatas calon wisatawan dapat mepersiapkan kelengkapan yang dibutuhkan untuk berwisata sehingga perjalanan yang dilakukan lebih menyenangkan.
            Dari penjelasan diatas, maka dengan adanya perkembangan sistem informasi, maka potensi pariwisata suatu daerah dapat lebih terekspos. Olehnya itu saya tertarik meneliti bagaiamana peran Web ini dalam mempromosikan potensi wisata daerah tersebut?

B.   Kerangka Konsep
Konsep Sistem Informasi dan Manajemen
            Sistem Informasi merupakan satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi.Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien, terukur, fleksibel. Teknologi informasi menjadi kebutuhan yang tak dapat ditawar lagi, karena ketersediaan informasi yang terintegrasi makin penting dalam mendukung upaya menciptakan sistem perusahaan/organisasi yang efisien dan kompetitif. [1]
            Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. [2]
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. [3]
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan munculnya peraturan dari pemerintah.
            Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
  1. Kurang organisasi yang wajar
  2. Kurangnya perencanaan yang memadai
  3. Kurang personil yang handal
  4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah  memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.
B.II Konsep SIMDA
            Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, Iengkap, akurat dan terpadu untuk menunjang proses administrasi “pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan Daerah.
            Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
·         Sistem Informasi Eksekutif sebagai pendukung Pimpinan Daerah dalam Pengambilan Keputusan dan Penetapan Kebijakan;
·         Sistem Informasi Fungsional bagi para Pimpinan Dinas/Badan/Lembaga sebagai pendukung Informasi Strategis Pimpinan Daerah.
·         Sistem Informasi Operasional sebagai penunjang Tugas Pokok masing-masing Dinas/Lembaga.
Membangun Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) agar dapat membantu terciptanya mekanisme pengambilan Keputusan dan Kebijakan Kepada Daerah Pemda Kabupaten secara Tepat, Cepat, Efektif dan Efisien dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan di Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan.[4]
B. II Konsep Pariwisata
Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta yaitu dari kata pari yang berarti lengkap, berputar-putar dan kata wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain. Untuk lebih jelasnya berikut pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh Marapung (2002:21) sebagai berikut: “Pariwisata merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga diluar kota selama 2 (dua) hari.
Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu:
1.    Manusia (Man) yang melakukan perjalan wisata
2.    Ruang (Space) daerah atau ruang lingkup perjalanan
3.    Waktu (Time) waktu yang digunakan selama wisata
Yoeti (2001:101), yaitu: “Pariwisata atau tour adalah perjalanan yang dilakukan disuatu tempat ketempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanannya dilakukan lebih dari 24 jam.” Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) ktriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan pariwisata, yaitu:
1.    perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang;
2.    Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain (yang bukan kota atau Negara dimana ia biasanya tinggal);
3.    Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam;
4.    Perjalanan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang yang melakukan perjalanan itu semat-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya.
Ada tiga faktor menurut Soekadijo (1996:269) yang dapat menentukan berhasilnya pembangunan pariwisata sebagai industri. Ketiga faktor tersebut adalah:
1.    Tersedianya obyek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Misalnya: keindahan alam, hasil kebudayaan, kesenian adat istiadat, tata cara hidup suatu masyarakat, festival tradisional dan upacara-upacara keagamaan dan Iain-lain sebagainya.
2.    Adanya fasilitas accessibility, yaitu prasarana dan sarana perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata tertentu.
3.    Tersedianya fasilitas amenities, yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri.
Penyelenggaraan kepariwisataan memiliki tujuan menurut Soekadijo (1996:269) antara lain:
1.    Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata.
2.    Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa.
3.    Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
4.    Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
5.    Mendorong pendayagunaan produksi nasional. [5]

C.   Pembahasan
Pariwisata Berbasis IT
            Dunia pariwisata adalah menjadi salah satu bidang garapan pemerintah daerah dalam implementasi e-government untuk mempublikasikan/memasarkan potensi wisata di daerah. Berbasis TI dalam hal ini berarti adanya suatu Sistem Informasi Manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik. Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi tentang tujuan wisata, objek wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk mencapai tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya. Untuk memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan karena tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta informasi.
            Singkatnya kebutuhan informasi di bidang pariwisata meningkat dan perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah. Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan dibidang pariwisata.
            Namun penekanan kebutuhan data dan informasi bagi masing-masing pihak berbeda. Jika bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah adanya sistem informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan. Suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat membantu baik pemerintah maupun industri/ pelaku pariwisata. Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memajukan industri pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada berbagai cara untuk penataan informasi tersebut. Kalau jaman dulu informasi disebarluaskan dari mulut ke mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi dan media informasi lainnya maka sekarang dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi ada beberapa sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan informasi. Untuk bidang pariwisata maka SIM dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, industri pariwisata
maupun pemerintah. Data pariwisata yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM punya kemampuan untuk membantu mengambil keputusan, dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik, disertai dengan dukungan sistem komputer, akan sangat membantu pengelolaan data pariwisata.
            Di samping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut, karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data yang sangat beragam seperti objek dan daya tarik, data hotel, data sarana transportasi, dan data-data fasilitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan pemandu wisatanya, perlu dikelola secara terintegrasi. Data ini juga sangat dinamis, sehingga kompleks dalam pemilahannya, serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya. [6]

Mengenal Desa Wisata Samangki melalui Web
              Perkembangan dunia pariwisata dibarengi dengan perkembangan IT ini membuat akses kita untuk mengenal berbagai tempat pariwisata semakin mudah. Hal ini dapat dilihat pada Desa Wisata Samangki, melalui web yang tersedia kita dapat mengakses wisata yang ada disekitar desa tersebut lengkap dengan daya tariknya.
              Pengembangan pariwisata berbasis desa wisata menjadi salah satu upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan semakin serius mengembangkan pariwisata berbasis desa wisata ini.
              Salah satu indikasinya adalah Kemenparekraf pada 2011, sudah mengembangkan 569 desa menjadi desa wisata. Kemenparekraf juga menargetkan sebanyak 960 desa untuk dikembangkan menjadi desa wisata pada tahun 2012 ini. Jumlah ini bahkan akan terus ditingkatkan hingga mencapai sekitar 2.000 desa pada tahun 2014.
              Pengembangan desa wisata ini dilakukan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata sejak 2009 lalu dan akan tetap dioptimalkan hingga 2014.
              Bagi Kemenparekraf, pengembangan desa wisata mampu memberikan dampak pemerataan pembangunan hingga tingkat desa dan mengangkat tingkat perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan desa wisata ini bertujuan melibatkan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan, artinya masyarakat dengan kebudayaan yang dimiliki tidak hanya menjadi obyek pariwisata, namun juga pelaku pariwisata.
              Prinsip dasar pengembangan desa wisata adalah pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa. Selain itu, pengembangan desa wisata ini juga sejalan dengan paradigma baru pariwisata, yakni pariwisata milik rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
              Dalam paradigma ini, rakyat merupakan penggerak dan penentu pokok kegiatan kepariwisataan. Karena rakyat hakekatnya memiliki nilai-nilai budaya atau tradisi yang luhur dan harta kekayaan yang tak ternilai yaitu: gotong royong, ramah, alam lingkungan yang indah, seni tradisi atau budaya, dan lain-lain yang kesemua itu menjadi modal dan aset pariwisata.
            Beberapa kegiatan yang dapat menjadikan sebuah desa sebagai desa wisata adalah, kerajinan, seni budaya, pertanian, peninggalan sejarah, juga keindahan alam lingkungan.
            Pengembangan desa wisata ini, memungkinkan warga mempererat tali silaturahmi dan rasa persatuan nasional. Memperoleh pemasukan uang dari penginapan, jual makanan dan minuman. Pemasukan seperti jasa binatu, sewa kendaraan, penjualan sayur-sayuran, cinderamata dan lain-lain. Warga juga mampu saling interaksi dengan tamu sehingga dapat terjadi ransfer pengetahuan dan promosi desa.
            Salah satu desa wisata di Sulawesi Selatan yang saat ini sedang dikembangkan adalah Desa Wisata Samangki yang terlatak di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Melalui PNPM Pariwisata, desa ini menjadi desa wisata berbasis nuasan alam karena desa berpenduduk 4.862 jiwa (2010) ini memiliki potensi wisata alam yang beragam nan menabjubkan.
            Sebagian besar wilayah Desa Wisata Samangki termasuk dalam kawasan hutan negara dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Wilayah ini meliputi Taman Wisata Alam Bantimurung, kawasan wisata petualangan Pattunuang, kawasan cagar alam Karaenta dan wahana wisata Maros Waterpark. Sehingga desa ini memiliki banyak gua alami.
            Selain keunggulan dan daya tarik wisata yang terdapat langsung dalam wilayah Desa Wisata Samangki ini, di sekitar desa ini juga terdapat sejumlah daya tarik wisata pendukung, sebut saja; kawasan kelelawar dan seni-budaya Je'ne Taesa yang selama ini dikenal sebagai pemukiman ribuan kelelawar yang bertengger di sekitar pemukiman warga yang dijaga oleh warga juga. Desa Je'ne Taesa ini juga terkenal sebagai pusat pelestarian seni-budaya tradisional, salah satu objek wisata yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi. Letak kawasan hanya sekitar 5 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
            Ada juga Taman Prasejarah di Leang-Leang, kawasan gua dengan banyak peninggalan arkeologis yang unik. Di sini ditemukan gambar prasejarah (rock painting). Ada gambar babi rusa yang sedang meloncat yang di bagian dadanya tertancap mata anak panah, serta gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah. Gambar prasejarah tersebut sudah berumur sekitar 5000 tahun. Diduga gua ini telah dihuni sekitar tahun  8000 - 3000 sebelum Masehi. Kawasan ini terletak di Kelurahan Kalabirang Maros, sekitar 7 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
            Serta gugusan kars Rammang-rammang dengan bentang alam yang sebagian besar merupakan kawasan karst berbentuk menara. Tower-tower karst yang menjulang tinggi merupakan suatu bentang alam yang begitu unik dan indah. Hutan batu yang merupakan world heritage ini terbentuk dari pelarutan batu gamping yang terjadi ribuan tahun lalu. Kawasan ini terletak di Desa Salenrang Maros, sekitar 10 kilometer dari Desa Wisata Samangki.
                   Daya tarik dan objek wisata ini saling terkait dengan program pengembangan pariwisata Kabupaten Maros. Sehingga secara umum sebagai salah satu desa yang berada di Maros, Desa Wisata Samangki tentu memilki potensi untuk terus maju dan berkembang. Menyadari hal itu, tak salah jika kemudian manajemen Desa Wisata Samangki melakukan promosi online dengan membuat website www.desawisatasamangki.com ini, cara ini menjadi salah satu strategi pengembangan dan promosi desa wisata ini dalam manarik minat calon wisatawan untuk berkunjung.
                   Langkah ini dilatari oleh perkembangan pengguna internet di dunia yang terus meningkat. Hingga tahun 2012 ini, jumlah pengguna internet diperkirakan akan mengalami peningkatan 3,1%. Angka ini setara dengan 75.6% dari populasi penduduk dunia. Selama lima tahun terakhir, terjadi kenaikan pengguna internet sebesar 121 persen. Sebanyak 2/3 dari seluruh pengguna internet akan menggunakan jejaring sosial.
                   Sedangkan perdagangan online di tahun 2012 diperkirakan mencapai 154,6 juta atau mengalami peningkatan 4,4% dibanding 2011. Di bidang e-commerce, sebanyak 26% pengguna internet akan menghabiskan waktunya untuk melakukan reservasi perjalanan dan wisata, membeli peranti elektronik (27%), membeli tiket pesawat (32%), dan membeli pakaian (36%). Data pengguna internet tersebut, menggambarkan bagaiman prospek promosi wisata melalui media online sangat besar. Data tersebut juga memberikan simulasi sederhana terhadap langkah terbaik yang bisa diambil dari pemanfaatan media online.
                   Bahkan dalam menyiarkan informasi secara online, Kemenparekraf juga memanfaatkan jejaring sosial dan sosial media dalam meningkatkan promosi wisata untuk menyasar segmen-segmen yang potensial. Bagi Kemenparekraf, promosi wisata melalui jejaring sosial seperti twitter, facebook, dan blog sangat efektif untuk menjaring segmen pengguna internet aktif yang umumnya berasal dari kalangan generasi muda yang "melek" IT.
                   Selain itu daya jangkau promosi secara online lebih luas ketimbang promosi wisata secara konvensional. Promosi wisata secara online juga memiliki efek yang kuat. Melalui promosi online, pariwisata Indonesia semakin dikenal di dunia sehingga kunjungan wisatawan ke Indonesia semakin meningkat. 
                   Karenanya, kehadiran Desa Wisata Samangki di ranah virtual ini diharapkan mampu memperkaya informasi seputar keragaman potensi pariwisata yang dimiliki Sulsel sebagai bagian dari program Visit South Sulawesi 2012. Sehingga ke depan, kegiatan promosi pariwisata sebagai salah satu langkah pengembangan potensi dan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Sulsel diharapkan ikut memperkenalkan website ini.[7]
Lets come to South Sulawesi, Lets Come to Samangki!

D.   Penutup
Kesimpulan
            Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi sampai hari ini telah memberikan dampak positif bagi perkembangan di bidang lainnya, termasuk bidang pariwisata. Pariwisata yang awalnya hanya dapat kita ketahui dari mulut ke telinga telah mengalami perubahan. Adanya kebutuhan informasi di bidang pariwisata yang semakin meningkat, maka informasi yang ada perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah.
            Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan dibidang pariwisata. Olehnya itu Peranan dari Pariwisata Berbasis IT sangat memudahkan bagi wisatawan dan Pemerintah.
            Dengan memperkenalkan daerah wisata kita, maka strategi ini juga bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sekitar.
            Seiring dengan itu, adanya Pariwisata berbasis IT ini dapat memberikan dan memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung Desa Wisata Samangki. Sehingga desa wisata ini bisa lebih tersorot tidak hanya sampai ke tingkat nasional saja akan tetapi bisa  sampai ke tingkat internasional dengan adanya perkembangan informasi ini.       
            Pemanfaatan Web untuk meperkenalkan Desa Wisata Samangki di ranah virtual ini diharapkan mampu memperkaya informasi seputar keragaman potensi pariwisata yang dimiliki Sulsel sebagai bagian dari program Visit South Sulawesi 2012. Sehingga ke depan, kegiatan promosi pariwisata sebagai salah satu langkah pengembangan potensi dan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata.

Saran
            Web ini hadir untuk memperkenalkan dan memudahkan informasi bagi para wisatwan yang ingin berkunjyung ke daerah Desa Wisata Samangki. Berbagai informasi seputar wisata yang ada didaerah itu telah dipaparkan di dalam web. Sehingga bagi wisatawan yang ingin berkunjung dapat mengetahui kondisi tempat wisata sebelumnya.
            Olehnya itu Pariwisata berbasis IT ini sangat bermanfaat, dan semoga adanya web ini menjadi contoh bagi Dinas Pariwisata lainnya sehingga dapat mempromosikan potensi wisata daerah melalui web, agar secara universal dapat mengetahui keindahan potensi wisata di Negara kita ini. Kerjasama antara Pemerintah, Dinas Pariwisata dan Masyarakat setempat sangat diperlukan agar dapat menjaga Sarana dan Prasarana yang ada didaerah wisata.
            Selain itu tulisan ini juga berupaya memperkenalkan Pariwisata berbasis It seperti di Desa Wisata Samangki. Sehingga kelak bisa diketahui oleh orang banyak dan nantinya dijadikan tujuan wisata. Penyediaan yang informasi yang akurat dalam web ini juga menjadi penunjang, jangan sampai apa yang diinformasikan di web yang ada tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Olenhya itu penyediaan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu sangat perlu untuk diperhatikan.












Daftar Pustaka
·         Scott, George M. Prinsip-Prinsip-Sistem Informasi Manajemen.Penerjemah: Achmad Nashir Budiman. 1994. Jakarta : Raja Grafindo Persada
·         Amsyah, Zulkifli.1997.Sistem Informasi Manajemen.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
·         Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
·         http://makassarkota.bps.go.id/index.php/en/menusubjekstatistik/hotel-dan-pariwisata di akses 11 Desember 2012, Pukul 22.05
·         Putri,  Nicky Oktarisa dkk. Artikel  Sistem Informasi Pemandu Wisatawan Pada Obyek Pariwisata Di Kawasan Batu.Politeknik Telkom Bandung Diakses tgl 12 Des 2012
·         Sumaryanto; Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 7, No. 1. 2009  : hal. 86 – 88
·         http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/979/Bab 1 sd Bab 5.pdf?sequence=2 diakses tgl 13 Des 2012 Pukul 21.40 hal. 29-32
·         http://terrasolusi.net/simda/ diakses 11 Desember 2012
·         Mc. Leod, 1995 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/pengertian-sistem-informasi-manajemen-sim-4/ diakses tgl 12 Des 2012










Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Daerah
(Pariwisata Desa Samangki Berbasis IT)
 





ARINIL HIDAYAH
E211 10 260


Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
2012





[1] Putri,  Nicky Oktarisa dkk.: “Sistem Informasi Pemandu Wisatawan Pada Obyek Pariwisata Di Kawasan Batu”http://repository.politekniktelkom.ac.id/Proyek Akhir/MI/JURNAL PA SISTEM INFORMASI PEMANDU WISATAWAN PADA OBYEK PARIWISATA.pdf Diakses tgl 12 Des 2012
[2] Scott, George M Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen. Terj. :Achmad Nashir Budiman ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994: 100)
[3] Mc. Leod, 1995 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/pengertian-sistem-informasi-manajemen-sim-4/ diakses tgl 12 Des 2012
[4]  http://terrasolusi.net/simda/ diakses tgl 13 Des 2012 pukul 22.30
[5]http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/979/Bab 1 sd Bab 5.pdf?sequence=2 diakses tgl 13 Des 2012 Pukul 21.40 hal. 29-32
[6] Sumaryanto; Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 7, No. 1. 2009  : hal. 86 – 88 http://www.ejournal.unisridigilib.ac.id/index.php/Akuntansi/article/.../147/115 diakses tgl 13 Des 2012
[7] www.desawisatasamangki.com diakses tgl 13 Des 2012 Pukul 22.05

0 komentar to “MK Sistem Informasi Manajemen ”

Posting Komentar