Di bawah gelapnya malam
Di temani dingin yang menyentil sedari
tadi
Aku masih setia duduk di kursi hitam
Di belakang rumah tua
Dengan pohon yang menari-nari
Seirama dengan hembusan angin
Membisikkan kata untuk pagi
menunggu malam segera berlalu
Menanti embun segera bertamu
Tapi malam tak kuasa pergi
Dia pun membisikkan sesuatu
Ada keindahan yang akan segera berlalu
Jikalau pagi telah merenggutnya
Lengkungan indah berwarna putih
Memberi terang walau bukan purnama
Bersatu dengan malam yang sudah menua
Semakin menua semakin elok tampilan
mereka
Malam tetaplah malam
Yang tetap gelap di pandang dari
kejauhan
Bulan pun tetaplah bulan
walau tak sedang purnama
tapi mereka tetap bisa menghadirkan keindahan
Hanya di butuhkan tatapan mendalam
Lalu membuat perenungan
Untuk mengerti akan makna
Dari sebuah keindahan
Makassar, 12 Juni 2015