Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang lajak bagi
kemanusiaan. (UUD 1945 pasal 27 ayat
2)
Kembali mengingat Cita-cita luhur dari
bangsa kita yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia …….. “.
Yaahhh itulah tujuan dari Negara kita
“ INDONESIA” yang tentunya memiliki korelasi satu sama lain untuk membuat
Negara kita dapat diperhitungkan oleh bangsa lain. Hamparan alam yang begitu
luas, jumlah penduduk yang begitu banyak, dan sejumlah potensi lain yang
dimiliki oleh bangsa ini tentunya tak akan membuat kita kekurangan sumber daya.
Kesehatan Gratis
Bukan permasalahan Gratis itu baik
atau buruk, akan tetapi bagaimana proses pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Berkaca dari realitas, bahwa sejumlah
program gratis sangat tidak sejalan dengan kondisi pelayanan aparatur di
lapangan. Sebagai contoh dalam ranah kesehatan, akan sangat kontras terlihat
bagaimana bentuk pelayanan bagi mereka pemegang Jamkesmas, jamkesda, dll dengan
mereka yang melalui jalur umum.
Mengutip hasil penelitian salah
seorang mahasiswa di salah satu rumah sakit di sulsel tahun 2011 Dari
pengamatan di lapangan. ternyata pasien yang ditempatkan di rujukan kelas III,
tidak diperhatikan pelayanannya oleh perawat dan dokter, dokterpun hanya
sekali-kali melakukan cek up pada setiap pasien yang menumpuk gara-gara rujukan
yang terlalu banyak dari rumah sakit Kabupaten.
Olehnya itu perdebatan pro dan kontra,
apalagi menelisik program kesehatan gratis, selalu saja tidak ada tingkat
kepuasan dan apresiasi berhasil dari masyarakat baik pengguna Jamkesda, Askes,
dan kartu kesehatan gratis. . Program
kesehatan gratis telah berhasil hanya seakan-akan sebagai simulakra dengan
angka dan presentase tingkat kematian yang menurun, dan hal itu belum tentu
dipengaruhi oleh sigapnya pemerintah memperjuangkan program kesehatan gratis
dengan slogan “jangan belenggu energimu untuk melakukan pelayanan kesehatan
gratis.”
Pendidikan Gratis
Di sisi lain, dalam
konteks pendidikan pemerintah dengan gebrakannya wajib belajar 12 tahun
merupakan sebuah langkah taktis dengan fenomena tingginya angka putus sekolah.
Pendidikan untuk semua tentunya akan memunculkan banyak pertanyaan tetapi
pertanyaan yang lebih inti yaitu apakah hari ini pendidikan masih diperuntukkan
untuk semua kalangan?? Jawabannya mungkin akan lebih banyak tidak tetapi
mungkin bagi para pemilik Status quo akan mengatakan iya.! Tetapi kita tidak
harus berdebat dimasalah tersebut dan kita harus segera melihat sebuah
realitas. Dalam fakta sejarah dari sebelum adanya kebijakan politk etis masalah
pendidikan sebenarnya sudah ada tetapi hanya diperuntukan bagi kalangan
bangsawan dan keluarga-keluarga kerajaan, seiring dengan berjalannya waktu
pendidikan sedikit bergeser dari milik para penguasa berubah menjadi milik
orang yang memiliki finansial yang lebih banyak. Jadi dalam fakta sejarah
pendidikan memang tidak pernah diperuntukkan untuk semua kalangan. Dalam masa
kontemporer ini kita melihat sebuah realitas yang cukup mengelitik hati yaitu sebuah
fenomena dimana hampir 60% siswa SMA/SMK tidak bisa melanjutkan pendidikan
mereka keperguruan tinggi dan mereka memiliki alasan yang sama yaitu Biaya
pendidikan yang terlalu tinggi dan jutaan anak usia sekolah berada di jalanan
bahkan bekerja untuk menghidupi keluarganya. Sebuah ironi dinegeri yang kaya
akan sumber daya alam yang hanya untuk membiayai masalah pendidikan itu tidak
mampu.
Mungkin itulah alasan
mengapa pemerintah membuat kebijakan pendidikan gratis, akan tetapi muncul
kembali pertanyaan besar … Apakah kebijakan tersebut sedang baik-baik saja ???
Coba kita tengok bagaimana kualitas pendidikan Indonesia, tenaga pengajar,
Fasilitas, model pembelajaran, serta siswa itu sendiri. Dan sungguh ironi
ketika secara perlahan masyarakat terkonstruk pikirannya bahwa sekolah yang
berada di kota jauh lebih baik ketimbang yang berada di daerah kecamamatan/
pedesaan. Secara tidak langsung bahwa program tersebut tidak lebih dari
penyediaan jatah ruang di bangku sekolah bagi mereka yang kurang mampu,
pengadaan buku-buku, pelatihan-pelatihan tapi tak pernah sinergi dengan
peningkatan kualitas system pembelajaran itu sendiri.
Pendidik yang merupakan
salah satu indikator penilaian bagaimana proses pendidikan kita berhasil tetapi
yang terjadi sekarang bukannya para pendidik mengajar pada disiplin ilmunya
masing-masing tetapi cuma mengejar jam mengajar yang akan menentukan
penghasilan mereka berikutnya. Hampir semua dalam pendidikan orientasi kita
dibentuk bagaimana menjadi orang yang berpenghasilan banyak atau disulap
menjadi seseorang yang materialistik bukan dijadikan orang intelektual yang
peka akan keadaan sekelilingnya dan memiliki orientasi akan melakukan perubahan
dalam negeri ini.
Antara Peningkatan kesejahteraan dan
mengratiskan semua
Mungkin menimbulkan
dilematis bagi si pengambil kebijakan dan menimbulkan pertanyaan besar bagi
kita semua, apakah program-program gratis di beberapa bidang kehidupan
merupakan suatu langkah kongkret dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat ataukah itu tidak lebih dari proses pembodohan masyarakat
secara perlahan. Kata salah seorah Guru besar kebijakan Publik salah satu
kampus di Makassar bahwa yang harus di buat bagaimana supaya masyarakat dapat
memiliki pengidupan dan pekerjaan yang layak bukan menggratiskan segala hal.
Bukankah
sudah jelas dalam Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang lajak
bagi kemanusiaan dan sudah menjadi Tanggung jawab pemerintah untuk menjadi
pelayan masyarakat. Dan menjadi keharusan bagi kita untuk berusaha memenuhi
kebutuhan hidup dan itu juga sebagai bentuk ibadah kepada-Nya sebagaimana dalam
Firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 105 yang artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan. “
Ayat di
atas mengajarkan bahwa kita tidak saja melakukan ibadah khusus, seperti shalat,
tetapi juga bekerja untuk mencari apa yang telah dikaruniakan Allah di muka
bumi ini. Kemudian pada surat at-Taubah di atas mengisyaratkan bahwa kita harus
berusaha sesuai dengan kemampuan maksimal kita dan hal itu akan diperhitungkan
oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang bersikap malas, berpangku tangan,
dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa adanya usaha. Allah menciptakan alam
beserta segala isinya diperuntukkan bagi manusia. Namun, untuk memperoleh
manfaat dari alam ini, manusia harus berusaha dan bekerja keras. Rasulullah SAW
juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras. Beliau menegaskan bahwa makanan
yang paling baik adalah yang berasal dari hasil keringat sendiri.:
Perintah
untuk bekerja keras juga terdapat dalam firman Allah QS. Al-Insyiqoq ayat 6
yang artinya: “Wahai manusia sesungguhnya
kamu harus bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.
Jadi semua
umat harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Hal itu pula yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala
biri-biri serta berniaga hingga ke negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur.
Begitu pula para sahabat memberikan keteladanan bekerja keras, seperti Abu
Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lainnya.
Jadi
sebagai umat yang beragama kita memang selalu di perintahkan bekerja keras
untuk memenuhi kehidupan hidup dan pemerintah dalam hal ini pemimpin mempunyai
tanggung jawab dalam menuntun rakyat kearah kesejahteraan yang berkeadilan
social. Karena menurut hemat saya
apabila Konsep Gratis terus di pertahankan, maka perlahan akan menciptakan
jiwa-jiwa pemalas, acuh, dan tidak bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
bangsa, dan Negara.
Semoga kita
pernah dengar dan tidak pernah lupa dengan pesan dari John F Kennedy “jangan
tanyakan apa yang dapat negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang dapat
kamu berikan kepada negara mu (ask not what your country can do for you but ask
what you can do for you country)" !!!!!!