Senin, 23 Mei 2011

Tugas final Mata kuliah Hukum Administrasi Negara

,
Berbicara tentang keadilan sosial dalam pelayanan publik, tentu kita akan dihadapakan dengan beberapa hal yang sangat erat dalam pelayanan publik itu sendiri, seperti pengelolaan sampah yang baik, lampu jalan yang merata, listrik, air bersih, jalanan, dan masih banyak lagi. Pada kesempatan ini saya ingin mengangkat salah satu pelayanan publik tentang Pengaspalan dan perbaikan jalan.
Salah satu pertanyaan besar di dalam benak kita semua pasti adalah mengapa pengaspalan/ perbaikan jalan tidak merata di semua daerah dalam lingkup kecil Sulawesi Selatan padahal, APBN/ APBD anggaran pendapatan yang terbesar berasal dari pajak. Sebagaimana kita tahu bahwa yang membayar pajak adalah semua masyarakat tanpa terkecuali. Lantas mengapa infrasuntur yang menjadi salah satu penompang lancarnya kegiatan dan lalu lintas perekonomian tidak di benahi secara merata ???

Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. merupakan salah satu infrastruktur terpenting dalam proses perekonomian dimana Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Tapi kalau jalanannya rusak bias merusak juga arus lalu lintasnya…

Mengapa yang rusak tidak diperbaiki ???

Sebelum membahas itu berikut adalah salah satu berita tentang aksi protes dari masyarakat karena jalanan yang sudah lama rusak tapi tak kunjung diperbaiki oleh pihak yang mempunyai kewajiban..

Warga Tanaberu Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan

Kompas.com
K23-11 | I Made Asdhiana |
Sabtu, 30 April 2011 |
http://regional.kompas.com/read/2011/04/30/16320640/Kesal.Warga.Tanam.Pohon.Pisang

BULUKUMBA, KOMPAS.com — Kesal dengan pemerintah yang tak kunjung peduli, warga terpaksa merusaki kebun-kebun mereka dengan menebangi dan mencabuti pohon pisang untuk kembali menanamnya di tengah jalan provinsi yang telah rusak parah, Sabtu (30/4/2011) siang.

"Warga di sini sudah kesal, kenapa jalan provinsi ini belum juga diperbaiki, jalan rusak ini bukan baru kemarin, tetapi sudah bertahun-tahun," ujar Alimin, salah seorang warga yang bermukim di Tanah Beru.

Jalan yang menghubungkan enam kabupaten, seperti Kepulauan Selayar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jenepoto, Kabupaten Takalar, Kabupeten Gowa, serta Kota Makassar ini rusak parah sepanjang 17 kilometer. Sudah seluruh badan jalan dipenuhi dengan lubang besar dan kecil.

Warga yang bermukim di Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, ini merasa dirugikan. Pasalnya, semenjak jalan dipenuhi lubang yang sewaktu-waktu kendaraan menjadi rusak ketika sedang melintasi jalan tersebut mengalami kerugian lebih banyak.

Dalam aksi protes penanaman pohon pisang ini, tidak hanya diikuti oleh kaum pria saja, tetapi kaum ibu rumah tangga hingga anak-anak mereka ikut andil menanam pohon pisang di badan jalan yang merupakan akses pariwisata itu.

Satu per satu batang pohon pisang ditanam tepat di bagian lubang yang digenangi dengan air hujan. Mereka berharap aksi mereka dapat diperhatikan oleh pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut.

Sangat memilukan jika kita melihat situasi tersebut apalagi itu adalah kampung saya. Dimana infrastruktur jalan di daerah Tanaberu Bulukumba, sudah mengalami kerusakan yang cukup parah, padahal kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Sejak saya masih kelas 3 SMA sampai sekarang sudah kuliah semester 2. Wahhh sunggug memprihatinkan jalanan di daerahku khususnya Tanaberu, yang notabene merupakan jalan poros provinsi penghubung antara beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan dan juga adalah penghubung salah satu pariwisata kebanggaan Sulawesi Selatan, Bira.

Tentunya masih banyak kasus-kasus serupa yang terjadi di daerah lain bahkan di bulukumba sendiri sudah sering saya jumpai beberapa tahun belakangan ini. Belum lagi jika kita semua menelusuk ke daerah-daerah pelosok yang jarang sekali terjamah oleh mata dan tangan para pengambil kebijakan. Sungguh Bangsa yang sedang sekarat.
Ada seorang bijak pernah berkata, jika ingin perekonomian lancar perbaiki dulu infrastrukturnya di daerah/ bangsa tersebut.

Tapi kok para pengambil kebijakan tetap menghiraukan hal tersebut, atau menganak tirikan daerah-daerah pelosok. Dalam membenahi infrastruktur terkadang lamban bahkan ada yang memang tidak diperhatikan. Apakah DANAnya kurang ???

Kurang ? Mungkin banyak yang dimakan oleh para tikus-tikus berdasi, jadi dananya berkurang. Dan akhirnya jadilah Jalanan berlubang berbentuk kubangan berisi berisi rintihan masyarakat dan tawa para penguasa. Sungguh LAKNAT.

Tikus-tikus kantor in bagaikan seorang anak kecil yang diberi uang untuk membeli gula pasir tapi malah dibelanjakan Gula-gula untuk di nikmati sendiri. Tapi ini kan anak kecil yang masih polos, memangnya para penguasa adalah anak kecil yang polos…

Kemana semua yah dana APBD/APBN yang mencapai miliyar/triliunan rupiah, yang dengan nilai begitu banyaknya tidak cukup untuk segera membenahi infrastruktur jalan atau karena prosesnya administrasinya yang terlalu ribet sehingga sampai di tangan pekerja dananya sudah habis di perjalanan.

Tentunya ada yang salah dalam pembiayaan dan pembangunan jalan di Indonesia. Jalan-jalan biasanya tidak berumur lama. Setiap tahun selalu saja ada perbaikan di jalan tersebut, sementara di daerah yang jauh di pelosok, jalannya masih terbuat dari tanah sebagai akibat ketiadaan dana (atau jangan-jangan aspal dan batunya dimakan oknum pejabat? Kalah dong Sumanto yang cuma bisa makan daging,ini pejabat sanggup makan aspal!). Selain itu ada juga jalan berlubang yang kalau tidak ada surat pembaca yang mengeluhkan jalan tersebut, ya pasti didiamkan saja oleh pemerintah daerah/pusat. ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI.
Perlu dirubah aturan pembangunan jalan antara lain:
- jalan agar dibuat dengan kemampuan pakai hingga 5-10 tahun
- semua pembangunan jalan agar dikelola oleh satu departemen atau dirjen yang dipimpin oleh tukang insinyur yang mumpuni pejabat goblok
- pembangunan/perbaikan jalan agar selesai 2-3 bulan sebelum acara mudik terjadi
- biaya dapat pinjam dari bank bila APBN/APBD belum keluar sementara pembangunan.
- Mendesak daftar jalan yang akan dibangun dan periode pembangunan agar dimunculkan di situs internet (pakai server yang bagus dong!) sehingga masyarakat dapat mengawasi buat jalan dengan periode yang secepatnya biar tidak terlunta-lunta dan mengganggu kenyamanan lalu lintas (dasar goblok, bikin jalan/jembatan layang kok dilama-lamain!)

Sebenarnya tidak perlu ada sebuah intervensi apapun dari siapapun atau protes-protes dalam bentuk aksi ataupun protes-protes yang terpendam jika si pengambil kebijakan serius dalam mengurus bangsa dan masyarakat. Bukannya malah menbuat dinasti pribadi tapi menyengsarakan yang lain.
“Jangan jadi pemimpin jika tidak mau dan bisa mengurus orang lain.”

Akhir kata, ini hanyalah sebuah tulisan tentang sebuah kritisi dan harapan akan suatu realita. Saat ini saya bukanlah si pengambil kebijakan, tapi ketika suatu saat dipercaya. Tulisan ini akan selau teringat bagaimana harapan akan daerah dan bangsa yang saya cintai kedepannya bisa lebih baik.
Amin …….

0 komentar to “Tugas final Mata kuliah Hukum Administrasi Negara”

Posting Komentar